Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 berbunyi “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi manusia”. Pasal tersebut menjelaskan bahwa setiap individu sebagai warga negara berhak untuk mendapatkan pekerjaan serta kehidupan yang layak. Penghidupan yang layak diartikan sebagai kamampuan dalam melakukan pemenuhan kebutuhan dasar seperti : pangan, sandang, dan papan.
Ibu Fatimah adalah seorang ibu rumah tangga berusia 33 tahun, tinggal di Kp. Bina Remaja RT. 03/03 Ds. Cibeuteung udik, Ciseeng, Bogor beliau asli penduduk sana. Ibu fatimah telah bercerai dengan suaminya sejak bulan Agustus 2019 kini ia hanya tinggal bersama dengan 2 orang anaknya. Anak pertamanya sekolah di MI Al-Manar kelas 5 dan yang kedua baru berusia 5 tahun.
Sejak berpisah suaminya tidak lagi memberikan nafkah kepada anak-anaknya sehingga ia harus berusaha memenuhi semua kebutuhan keluarganya dengan bekerja sebagai asisten rumah tangga dirumah ibu Erni. Biasanya ibu fatimah berangkat pagi pukul 06.00 WIB untuk membantu melayani pelanggan di tokonya Ibu Erni dan baru pulang pukul 21.00 WIB bersama dengan anak bungsunya.
Dari hasil kerjanya ia mendapatkan upah sebesar Rp. 1.000.000 perbulan kemudian ia gunakan uang itu untuk kebutuhan sehari-hari seperti makan, membayar listrik, dan membiayai anaknya sekolah. Dengan upah yang ia dapatkan hanya cukup untuk makan dan kebutuhan dasar lainnya dan ia belum mampu membangun rumahnya agar lebih layak untuk ditinggali.
Namun ia tidak putus asa begitu saja, ia berusaha mengajukan permohonan bantuan kepada desa, lalu permohonannya diterima akan tetapi, sudah lebih dari 6 bulan bantuan itu tidak juga ada, ketika ditanyakan kepada salah satu pegawai desa mereka hanya memberikan janji dan harapan saja, tidak adanya kepastian kapan rumahnya akan dibedah.
Pada tanggal 14 Desember 2019 hujan sangat deras disertai angin yang sangat kencang, dengan kondisi rumah yang sudah mengkhawatirkan Ibu Fatimah bersama anak-anakya merasa ketakutan jika sewaktu-waktu rumahnya itu roboh. Karena pada saat itu air hujan masuk ke dalam rumahnya yang hanya beralaskan tanah.
Angin yang kencang pun menyebabkan kayu penunjang rumahnnya patah dan dindingnya rusak sampai mereka lari keluar dan berteduh di rumah tetangganya. Setelah hujan reda ia kembali ke rumahnya dan ternyata kondisi rumahnya semakin mengkhawatirkan karena ada banyak kerusakan dan posisi rumahnya itu menjadi miring, sehingga Ibu fatimah harus menyanggahnya dengan bambu agar tidak roboh.
Rumah yang seharusnya menjadi tempat berlindung dan memberikan kenyamanan akan tetapi kondisi rumah Ibu Fatimah ini sangat tidak layak untuk ditinggali karena membahayakan bagi keselamatan dirinya dan juga anak-anaknya. Tanah yang ditempatinya itu masih milik orang tua dari Ibu Fatimah yang luasnya 75 M. Mohon bantu semua ya...
Jawa Barat
